http://alfatihahislam.blogspot.com

Sabtu, 22 Agustus 2009

BULU MATA


Dahulu kala hiduplah seorang manusia yang setiap harinya melakukan kemungkaran dan kemaksiatan. Setiap harinya diisi dengan minum – minuman keras dan berjudi, setelah kalah dari perjudian dan ia pun berniat pulang ke rumahnya dalam keadaan mabuk. Nasib sial menimpanya ia mengalami kecelakaan ,dan tak sempat diselamatkan.
Ketika hari perhitungan ( Yaumul Hisap ) maka diperhadapkanlah ia dihadapan para malaikat kemudian dibacakanlah segala perbuatan yang pernah ia lakukan satu persatu. Dasar manusia ia masih mau menyangkal ketika semua dakwaan terhadapnya masih berkilah dengan alasan bukti yang kuat. Hal itu membuat para malaikat marah maka diperdengarkanlah semua perangkat tubuhnya yang menjadi saksi atas perbuatannya. Mulai dari kaki hingga rambut semuanya mengakui perbuatannya dan ia pun kini berada dalam keadaan yang terdesak dan tak ada harapan lagi untuk menginjak surga.
Tapi entah kenapa…………
Satu dari anggota tubunya pun berkata :
Tunggu…………..ia sempat meneteskan air mata ketika ia merasa bersalah dan berdosa. Ia membasahiku dengan derasnya air mata yang mengalir yang menandakan keinginan untuk menghapus dosa. Maka mohon ampunilah dirinya wahai sang maha kuasa.
Atas jawaban bulu mata tersebut maka orang tersebut tidak ditempatkan ke neraka melainkan surga.
Alumni SMU plus Muthahari Bandung
Created Al – Mahabbah

http://alfatihahislam.blogspot.com

Masa Lalu

By. Al – Mahabbah

Aku adalah seorang anak manusia

Yang terlahir dari keadaan suci

Yang terlahir dari keadaan bersih tampa dosa sekecilpun

Kata mereka............................................

Aku anak yang lucu dan aku anak yang dimanja

Mereka senag kepadaku karena aku imut dan bersih

Tapi itu hanya masa laluku

Itu hanyalah cerita lalu yang unik yang mungkin tidak ingin kuingat

Ketika aku sekolah........

Mulailah aku yang sebenarnya Aku mulai berbuat semaunya..........

Bahkan aku mulai membantah ibuku

Aku mulai mencuri uang ayahku yang akan kugunakan membeli ganja

Aku mulai suka mencuri dan menghasut

Kejadian itu terjadi terus – menerus dalam hidupku

Aku pernah di masukkan kepenjara dik

http://alfatihahislam.blogspot.com

Nasehat Ibu


Selama berabad-abad, para ibu selalu memberi nasihat yang baik dan pepatah yang patut dicatat pada anak mereka.

Berikut ini hanya beberapa contoh kecil:

Ibu Monalisa, "Aku dan ayahmu sudah mengeluarkan uang banyak untuk membeli kawat gigimu,Mona ... apa hanya itu senyum paling lebar yang bisa kau berikan pada kami?"

Ibu Colombus "Aku tidak peduli kau menemukan apa, Christoper ...setidaknya kan kau bisa menulis surat padaku?!"

Ibu Albert Einstein "Tapi, Albert ... ini kan acara pemotretan SMUmu, apa kau tidak bisa merapikan rambutmu sedikit? Pakai gel, mousse, atau apalah ... ?"

Ibu Nabi Yunus "Ceritamu bagus Yunus, tapi sekarang bilang sejujurnya, kemana saja kau selama tiga hari ini?!"

Ibu Michael Angelo "Mike, apa kau tidak bisa melukis di tembok saja seperti anak-anak lain? Kau tidak bisa membayangkan ya, susahnya membersihkan lukisanmu dilangit-langit?!"

Ibu Abraham Lincoln "Lagi-lagi memakai topi sastra itu, Abe? Apa tidak bisa memakai topi baseball seperti anak-anak lainnya?"

Ibu Batman "Mobilmu bagus, Bruce. Tapi apa kau sadar seberapa mahal asuransinya?"

Ibu George Washington "George, lain kali kalau aku melihatmu melemparkan uang lagi ke seberang Potomac, jangan harap aku akan memberimu uang saku lagi!"

Ibu Superman "Clark, ayahmu dan aku sudah membicarakan ini dan kami memutuskan untuk memberimu saluran telepon sendiri, supaya kau tidak usah sering-sering masuk ke boks telepon umum".

Ibu Thomas Edison "Tentu saja aku bangga kau menemukan bola lampu listrik ... Thomas sekarang matikan lampu itu dan pergi tidur !".

Dan akhirnya...... Ibunda Gus Dur "Udah aku bilang, dia itu aslinya ya... Ariyanti.. masih ngeyel aja kamu bilang dia aslinya 'Sophia Latjuba!"

http://alfatihahislam.blogspot.com

Lelaki Pemilik Tanah

Satu pagi saya berangkat kuliah bersama Bapak . Seperti hari-hari lainnya hari ini pun jalanan macet berat. Teman-teman yang kuliah di perguruan tinggi dekat rumah itu, entah kenapa begitu banyak dan tidak pernah teratur. Kadang-kadang saya berpikir apa mereka tidak bisa merasakan kekesalan orang-orang yang ada di dalam angkot, bagaimana kalau di dalamnya ada orang yang benar-benar sedang terburu-buru harus, misalkan, mengerjakan deadline kantor dan jika terlambat berkonsekuensi pemecatan terhadap dirinya, atau ada orang yang harus segera mengunjungi kerabatnya yang sakit parah. Memang semakin tinggi tingkat pendidikan tidak menjamin orang untuk taat pada lalu lintas, mungkin juga saya. Saya menyarankan Bapak untuk mengambil jalan dalam, meskipun agak jauh dan memutar. Ketika akan sampai di pertigaan, saya melihat seorang laki-laki mungkin berumur empat puluhan, segera berdiri dari jongkoknya. Polisi cepek, pikir saya. Ketika mobil hendak berbelok bapak saya mengeluarkan uang lebih dari seratus rupiah, saya diam saja, laki-laki itu pun menerima tanpa kata-kata. Lalu saya melihat lewat kaca spion laki-laki itu kembali jongkok sambil termenung. Tiba-tiba bapak saya bersuara, _Bapak itu tadinya pemilik seluruh tanah ini, tapi dijual. Sementara uangnya tidak dipergunakan dengan baik._ Saya tersentak, sungguh ironis. Ketermenungannya. Apa yang ada dalam pikirannya sekarang? Duduk jongkok di sana sambil memandangi rumah-rumah yang lumayan mewah itu. Mungkin ia berpikir seandainya dulu ia tidak menjual tanah-tanahnya. Mungkin sekarang ia tidak berada di luar sambil menunggu mobil-mobil lewat dan berharap ada yang memberinya uang sekedar seratus rupiah. Mungkin juga ia tidak perlu bersusah payah menjadi penjaga rumah-rumah yang tanahnya dulu adalah miliknya. Mungkin ia masih menjadi orang terkaya di daerah dan tidak perlu berpanas-panas menanti rejeki dengan susah payah untuk anak isterinya. Hidup adalah misteri, begitu katanya. Kita tidak pernah tahu akan berada di mana kita esok hari, sore nanti, atau satu jam mendatang. Seperti juga lelaki itu, ia adalah orang terkaya di masanya tapi sekarang menjadi penjaga di bekas tanahnya. Keadaan lelaki itu bukan tidak mungkin akan terjadi juga pada kita. Bisa jadi kekayaan kita akan hilang musnah dalam sekejap seperti ludesnya rumah H. Mutahar pencipta lagu syukur , bersama uang, cek, dan koleksi buku-buku, sementara rumahnya tidak diasuransikan. Begitu juga dengan kecantikan, ketampanan juga martabat. Semua bisa musnah, bahkan berbalik arah. Apa yang kita miliki memang harus disyukuri, betapa pun kecilnya itu. Apa pun yang kita miliki memang tidak dapat disombongkan, betapa pun besarnya itu. Apa pun yang kita miliki memang harus dikeluarkan untuk orang-orang yang punya hak terhadapnya. Apa pun yang kita miliki yakinlah, bukanlah milik kita, karena Sang Pencipta sewaktu-waktu akan memintanya kembali....

http://alfatihahislam.blogspot.com

©2009 Alfatihahislam.blogspot.com - Faq - Term - Affiliate